Wednesday, 26 November 2014

Gadis Boneka

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6dUx_ygZSCDvhyOAiVlkIpiQcTCsLooJ9XcL_8XOsG9P3fmLErV6AxNU5mHMoZddJN-oK5dbtYBsVORQM1a9VfAvMbD1QGZWkVjWJiSlzuNjKrklbY8dDrG6oTc0veGZ4nX7OAQgUfXaX/s1600/lukisan-pensil-wajah-gadis-kecil-lucu5.gif
Tawa yang tak lekam dari lekuk wajah.
Mata memancarkan sinar begitu indah.
Suaranya terdengar semringah.
Dia ada hanya untuk dipandang sebelah.

Mata menatapnya sayu.
Hati menilainya pilu.
Tubuh menganggapnya benalu.
Semua orang mengangguk setuju.

Siapalah dia?
Dia tak memiliki otak untuk memikirkannya.
Dia begitu bodoh untuk menilainya.
Dia tak punya tenaga untuk melawannya.

Dia tersenyum penuh arti.
Meski dianggap tak berarti.
Dia berdiri menanti.
Walau semua orang menghindari.

Gadis buah bibir mereka yang tak percaya diri.
Boneka lawakan bagi mereka yang iri.
Seorang diri.
Sepi pun sunyi.

Siapa dia?
Bersembunyi, dibalik wajah palsu.
Siapa dia?
Tampak manis, juga menawan selalu.

Gadis, boneka lincah.
Gadis, sang penipu.
Gadis, si pahit lidah.
Juga, gadis disisiku.

(Tulipungu/07.40/18/11/2014)

No comments:

Post a Comment