Detik-detik berlalu
dengan lambat, sembari menghasilkan suara dentangan yang berirama dan teratur.
Tak terasa, satu menitpun berlalu. Bagai sebuah alunan musik menghipnotis,
dentangannya kadang membuat seseorang lupa diri dan tak tahu bahwa jam-jam
berlalu-lalang didepan mata tanpa henti. Hingga hari-haripun ikut melambai sembari
berkata GOOD BYE ! Namun kau masih tak menyadari hal itu. Duduk tersenyum
sembari membalasnya dengan kata SEE YOU LATER ! dan melambaikan tanganmu
kepadanya, tampak jelas bahwa kau belum menyadarinya. Hari-hari yang telah kau
lewatkan itu, tak akan pernah menyapamu lagi, meski kau tetap duduk menunggunya
seperti orang bodoh.
Hingga akan ada waktu dimana kau
mulai berpikir, “Mengapa aku membiarkannya pergi begitu saja? Seharusnya aku
menghalanginya atau paling tidak aku menjadikannya hari yang indah.”
Namun meski kau baru menyadarinya,
dan ingin mengulanginya, kau akan tetap melangkah maju menuju ujung yang tak
tampak dan akhir yang tak tertebak, bersama dengan angan-angan akan ujung yang
tak kau ketahui. Kemudian kau akan berhenti untuk beristirahat, sembari melihat
rute yang telah kau lewati dan berkata, ”Tak terasa, aku telah sampai disini.
Aku telah melewati ini, ini dan ini. Apalagi yang akan kulewati nanti?”
Terus menerus seperti itu, hingga
ujung yang telah lama kau nanti, sekarang berada hanya beberapa kaki didepan
matamu. “Itu dia.” Tuturmu dengan senyum atau tangisan, yang kemudian
menghilang, bagai setetes air yang disinari panas matahari. Yang selanjutnya
tak tertebak hanya oleh beberapa kalimat. Bahkan tak pernah muncul dalam
angan-angan. Itulah akhir dari hidupmu.
(18/07/2014/tulipungu)
No comments:
Post a Comment