Sunday, 21 September 2014

Cerpen : Hantu Ujian

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIFJ3M-uaNcTtLEsrRcBORtapgR71XmAeS9AsqjyLOtsaqWuKuEu2OLNVhKCtAcaV4Ls7IiOTuGCQTpSHnrSGx60MzTVJdTQTOoiqKFsCSf4IxGQGHt2JAXfh5mu1So8a55xVa3l0r5Emd/s320/bljr-1.gif
Saat angin musim dingin mulai menusuk tulang.Saat jejemari bergetar. Ataupun saat gigi menggertak mengeluarkan bunyi. Saat itulah bel jam pelajaran berdering. Siswa-siswi berlarian memasuki kelas. Menunggu masa depan yang tertera di atas selembar kertas.

Kalimat-kalimat yang tadinya menetap di atas kepala mulai terbang. Pengetahuan dan juga pemahaman berlari ingin dikejar. Bangku bergoyang, mengikuti gerak tubuh yang masih gemetar. Tangan yang membeku tak sanggup tuk mengangkat pena. Hantu bernama ujian itu terbayang dalam kepala. Menghantui, menakuti, dan membuatku terdiam seribu kata.

Mata tertutup rapat. Takut untuk melihat keajaiban. Mulut berkomat-kamit mengucapkan doa. Usahaku tiga tahun, terikat pada tiang hari ini. Tidak bisa kembali. Tidak bisa dilompati. Hanya bisa dilalui.

"Tulis nama, kelas, dan nis. Lalu kerjakan dengan tenang !",suara geram sang pengawas, menjadi awal pena menari di atas selembar kertas putih bergaris.

"Jadilah baik!",batin bergumam.

(08/09/2014/tulipungu)

No comments:

Post a Comment