Bening, tak lagi
Namun kotor, tak juga
Ku harap Ia hanya dan
Ia adalah DRAMA MINI NASKAHKU
Rela, Resah. Tak satupun darinya
Berdiri bagai patung
Tak berucap, Tak bergerak
Namun permata keruh jatuh dari matanya
Ia adalah CERMIN DIRIKU
Misalnya jadi asalku
Jujur telah dihiraukan
Ketulusan jadi raguan
Mungkin bodoh, tapi kutahu
Ia adalah KHAYALAN MASA LALUKU
Fahamnya, kumengerti
Tuturnya, kupahami
Tingkahnya, kuikuti
Namun benarnya, jadi salahku
Ia adalah BOLA BENCIKU
Solar jadi selimutnya
Sekali kutaburkan api
Ia terbakar, membara, dan lenyap
Lega pasti kurasakan, karena...
Ia adalah PARASIT HIDUPKU
Lari ! Kata perintah yang berkecamuk
Kubenci dia
Karena telah melelehkan saljuku
Namun seulas senyum selalu terukir olehnya
Ia adalah LABIRIN HIDUPKU
Sikapnya mungkin baik
Namun tingkahnya membunuhku
Baginya aku hujan di musim hujan
Namun untukku
Ia adalah MATAHARI DI ATAS SALJUKU
Dosakah aku karena perasaanku?
Kubenci dia. Sungguh!
Kuhindari dia. Sumpah!
Namun dia selalu datang, datang, datang,
DAN BERHASIL MELULUHKAN BENCIKU
(21.11/30/05/2014/tulipungu)
No comments:
Post a Comment