Sunday, 21 September 2014

Puisi : Untaian Melodi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlSqJHeQqkHZMIcu-Or6Em-9kty0hEBKfHXaWA7wZXTS0iRyfy8W64uyq2grsyVLAqg7AYqu3TkAV9HWPnmuXy3ur7c3Xh5cj9ho0ay5E87fulLoJ9xn5Bwwe2mEzf5W-jtE715o5Py5o/s1600/tangga+nada+mmn+depositphotos_3768376-Music-of-lovemmn.jpg
Do'a, ia tumpahkan dalam khayalnya
Bening, tak lagi
Namun kotor, tak juga
Ku harap Ia hanya dan
Ia adalah DRAMA MINI NASKAHKU

Rela, Resah. Tak satupun darinya
Berdiri bagai patung 
Tak berucap, Tak bergerak
Namun permata keruh jatuh dari matanya
Ia adalah CERMIN DIRIKU

Misalnya jadi asalku
Jujur telah dihiraukan
Ketulusan jadi raguan
Mungkin bodoh, tapi kutahu
Ia adalah KHAYALAN MASA LALUKU

Fahamnya, kumengerti
Tuturnya, kupahami
Tingkahnya, kuikuti
Namun benarnya, jadi salahku
Ia adalah BOLA BENCIKU

Solar jadi selimutnya
Sekali kutaburkan api
Ia terbakar, membara,  dan lenyap
Lega pasti kurasakan, karena...
Ia adalah PARASIT HIDUPKU

Lari ! Kata perintah yang berkecamuk
Kubenci dia
Karena telah melelehkan saljuku
Namun seulas senyum selalu terukir olehnya
Ia adalah LABIRIN HIDUPKU

Sikapnya mungkin baik
Namun tingkahnya membunuhku
Baginya aku hujan di musim hujan
Namun untukku
Ia adalah MATAHARI DI ATAS SALJUKU

Dosakah aku karena perasaanku?
Kubenci dia. Sungguh!
Kuhindari dia. Sumpah!
Namun dia selalu datang, datang, datang, 
DAN BERHASIL MELULUHKAN BENCIKU

(21.11/30/05/2014/tulipungu)

No comments:

Post a Comment